Senin, 26 Maret 2012

PTK PAI SMK TRISAKTI GEMOLONG


PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Penggunaan metode everyone is a teacher here dalam rangka meningkatkan motivasi belajar Akhlaq siswa kelas XI Keperawatan SMK Trisakti Gemolong tahun 2012


Peneliti : Muhammad Khuzaini, S.Ag








LOKALATIH PTK GURU PAI SMK SE-SOLO RAYA
TAHUN 2012

Judul Penelitian :  Penggunaan metode everyone is a teacher here dalam rangka meningkatkan motivasi belajar Akhlaq siswa kelas XI Keperawatan SMK Trisakti Gemolong tahun 2012
Peneliti                : Muhammad Khuzaini,S.Ag

I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional. Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa-siswa, seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, penampilan, metode studi mandiri, pembelajaran terprogram, latihan sesama teman, simulasi, karyawisata, induksi, deduksi, simulasi, studi kasus, pemecahan masalah, insiden, seminar, bermain peran, proyek, pratikum, dan lain-lain, masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Disamping metode, penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran. Usman dan Nurdin (2002: 94) berpendapat bahwa “tujuan pem-belajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta ke-mampuan yang harus dimiliki siswa”. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Apabila telah ditetapkan satu tujuan khusus, maka persoalan selanjutnya bagi seorang tenaga pengajar menetapkan suatu cara yang memberikan jaminan tertinggi akan tercapainya tujuan itu sebaik-baiknya.
Untuk menyusun strategi dalam memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai, guru harus mengetahui pengetahuan awal siswa, yang diperoleh mela-lui pretes tertulis, tanya jawab di awal pelajaran, agar sewaktu memberi materi pengajaran kelak, guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai siswa. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan guru telah berhasil dalam mengajar. Selain penetapan tujuan dan pengetahuan awal siswa, bidang studi/pokok bahasan juga sebagai penentu dalam memilih dan menetapkan model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan. Dengan demikian, metode yang kita gunakan tidak terlepas dari bentuk dan muatan materi dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa.
Begitu juga alokasi waktu dan sarana penunjang akan digunakan acuan dalam penyesuaian dan ketepatan menerapkan metode pembelajaran. Metode yang diterapkan harus mengikuti dan menyesuaikan ketersediaan waktu atau yang dialokasikan dalam kurikulum. Dengan ketepatan waktu yang disesuaikan pemi-lihan metode yang tepat, akan menjadi alternatif metode yang diterapkan. Pene-rapan metode pembelajaran yang dipilih harus mampu membangkitkan keaktifan siswa, memacu minat dan motivasi siswa dan meningkatkan prestasi akademik/hasil belajar siswa. Hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari luar dan faktor yang berasal dari dalam diri siswa/pelajar (Depag, 2002: 64).
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping kemampuan, faktor lain yang juga mempunyai kontribusi terhadap hasil belajar seseorang adalah “motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, faktor fisik dan faktor psikis” (Sudjana, 2005; 39). Adanya pengaruh dari dalam diri siswa merupakan hal yang logis jika dilihat bahwa perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang disadarinya. Jadi sejauh mana usaha siswa untuk mengkondisikan dirinya bagi perbuatan belajar, sejauh itu pula hasil belajar akan dicapai.
Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih dipengaruhi oleh faktor dari luar dirinya, yang disebut lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru. “Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran” (Depag, 2002: 64). Oleh sebab itu, hasil belajar di sekolah dipengaruhi oleh kapasitas dan kualitas pembelajaran. Dan kualitas pembelajaran berkaitan erat dengan tersedianya perangkat pembelajaran, model pembelajaran, minat siswa dan lain-lain. Melalui perangkat pembelajaran yang ada, pemilihan model pembelajaran yang tepat, diharapkan tercapainya tujuan pendidikan, yaitu kualitas pembelajaran yang meliputi aktivitas dan hasil prestasi belajar siswa.
Dengan tercapainya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar, berarti penyelenggara pendidikan telah ikut berpartisipasi menyukseskan tercapainya target kurikulum. Diharapkan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang berlaku dan pemilihan model pembelajaran yang tepat, dapat mengapresiasi dan mengakomodasi perbedaan individual siswa, serta meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Sebagaimana diketahui, kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang ditawarkan pada peserta didik dibawah arahan dan bimbingan sekolah. Sebagai sebuah kurikulum, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pengembangan kurikulum yang bertitik tolak dari kompetensi yang seharusnya dimiliki siswa setelah menyelesaikan pendidikan. “Kurikulum harus memiliki relevansi, yaitu adanya kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian” (Tim Penyusun KTSP, 2007: 273). Relevansi internal ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum. Oleh karena itu, para pengajar yang terdidik penuh di dalam tugasnya akan memiliki ketrampilan menggunakan segala teknik penunjang yang mungkin diwujudkan dengan tujuan pe-ngajaran dan bahan pelajaran dalam rangka mencapai titik kulminasi pendidikan pada umumnya, proses belajar mengajar pada khususnya.
Secara umum, pemilihan suatu metode atau model pembelajaran dipengaruhi oleh tujuan intruksional. Hal ini mencakup; penerimaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip; aplikasi pengetahuan atau penerimaan ketrampilan dan; tujuan yang bersifat efektif atau motivasional yaitu berhubungan dengan perkembangan atau perubahan sikap atau perasaan. Selain itu, yang mempengaruhi pemilihan metode atau model pembelajaran adalah keadaan siswa yang mengikuti proses pembelajaran.
Setiap guru harus menyadari adanya kenyataan bahwa senantiasa terdapat perbedaan-perbedaan individu di kalangan para siswanya. Dengan mengetahui perbedaan-perbedaan individu di kalangan para siswanya, guru dapat memilih dan menetapkan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa, lingkungan yang tersedia, serta kondisi pada saat proses pembelajaran berlangsung, yang tentunya disesuaiakan dengan kurikulum yang berlaku (Sudjana, 2005: 7).
Kurikulum yang sedang berlangsung saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam mengimplementasikan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa, berlangsung dalam suasana yang mendidik, menyenangkan dan menantang dengan berbagai prinsip paedagogis dan andragogis. Dengan pembelajaran tersebut siswa diharapkan secara aktif dapat berkembang menjadi pribadi yang berwatak matang dan utuh serta memiliki kompetensi selaras dengan perkembangan kejiwaannya (Yamin, 2007: 96). Suasana belajar dirancang sedemikian rupa sehingga anak mampu menggunakan seluruh potensinya secara optimal, yang pada intinya kurikulum ini berorientasi pada proses bukan orientasi materi.
Dengan demikian, dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akan terjadi perubahan dalam pola pemberdayaan siswa dan tenaga kependidikan, baik dalam konteks menyusun silabus, maupun menyusun kebijakan untuk memantabkan pelaksanaan mastery learning, karena KTSP dikembangkan untuk pencapaian konsep dan gagasan belajar tuntas (mastery learning).
Dalam implementasinya, belajar tuntas ini ada dua model yakni, model individual dan model kelompok. Sebagaimana dikatakan oleh Nurdin (2005: 13), bahwa:
“Model individual memperbolehkan siswa untuk melakukan proses pembelajaran dalam skalanya, tanpa terganggu oleh yang lain, dan mengikuti tes untuk setiap unit bahasan yang telah dipelajarinya, dan terus maju sesuai kemampuannya dengan bantuan dan arahan dari guru. Sedangkan belajar tuntas model kelompok adalah proses pembelajaran yang dilakukan berkelompok oleh siswa yang berada taraf kemampuan yang sama, dan mereka tetap memiliki peluang untuk terus melakukan mutasi kelompok secara dinamis, sampai mencapai skor penguasaan minimal yang telah ditetapkan”.
Dari fenomena tuntutan belajar tuntas tersebut, everyone is a teacher here adalah sebuah model pembelajaran yang menawarkan sebagai salah satu alternatif dalam implementasi kurikulum KTSP yang menuntut pemberdayaan kemampuan siswa. Untuk mengakomodasi dan mengapresiasi perbedaan individual siswa dalam pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik/hasil belajar, Cronbach dalam Nurdin (2005: 37) menganjurkan agar dilakukan melalui ”adaptation by altering intructional methods (teach different pupil with different method)”. Dinyatakan bahwa salah satu cara atau pendekatan yang dapat diterapkan untuk menyesuaikan pembelajaran dengan perbedaan kemampuan siswa adalah melalui “matching teaching methods to different group of students”.
Pendekatan atau cara yang dianjurkan para ahli tersebut di atas, telah diako-modasi oleh model-model pembelajaran yang bernaung di bawah rumpun “The concept of adaption in Teaching and learning (adaptive teaching)”. Model-model tersebut umumnya menekankan pada pentingnya penyesuaian pembelajaran dengan perbedaan kemampuan individual siswa. Cabang dari model pembelajaran tersebut adalah “Every one is a teacher here yaitu model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan dan penanaman rasa percaya diri serta pengembangan wawasan pada siswa” (Nurdin, 2005: 51).
Secara substantif dan teoritik everyone is a teacher here dapat diartikan sebuah model atau konsep yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran yang efektif digunakan untuk menangani individu/siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing. Secara hakiki everyone is a teacher here bertujuan menciptakan dan mengembangkan suatu model pembelajaran yang betul-betul peduli dan memperhatikan keterkaitan antara kemampuan seseorang dengan pengalaman belajar atau secara khusus dengan metode pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, everyone is a teacher here berupaya menemukan dan memilih sejumlah pendekatan, strategi, metode, teknik, dan kiat yang akan dijadikan sebagai perlakuan yang tepat, sehingga akhirnya dapat diciptakan optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar.
Karena everyone is a teacher here ingin diimplementasikan dalam kurikulum yang berlaku, maka model pembelajaran everyone is a teacher here disesuaikan dengan keadaan yang terjadi di lapangan demi efektifnya model ini untuk dikembangkan. Dari sekian banyak mata pelajaran dalam silabus yang ada atau kurikulum yang berlaku, pendidikan Agama Islam adalah merupakan mata pelajaran yang di ajarkan di SMK baik negeri maupun swasta, tidak terkecuali dalam hal ini SMK TRISAKTI Gemolong.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan di bawah naungan Dinas Pendidikan , SMK TRISAKTI Gemolong adalah sebuah SMK swasta yang dalam kegiatan pembelajarannya juga mengacu pada kurikulum Dinas Pendidikan, maka Kompetensi Dasar Akhlaq selalu menjadi mata pelajaran pokok PAI  kelas XI.
Berdasarkan pengamatan awal terhadap pelaksanaan dan hasil pembelajaran kompetensi dasar Akhlaq, ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya:
1)      Pembelajaran selama ini masih cenderung monoton dan belum divariasikan dengan metode lain yang lebih variatif, misalnya yang memperhatikan perbedaan individual siswa.
2)      Prestasi belajar masih rendah, banyak siswa yang belum berhasil mendapatkan nilai 7,5 sebagai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan.
Permasalahan utama dari kondisi di atas adalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar kompetensi dasar aqidah yang berakibat kepada aktivitas dan prestasi belajar siswa masih rendah, maka diperlukan suatu cara pembelajaran yang lebih menarik, salah satu diantaranya adalah dengan memperhatikan perbedaan kemampuan individual siswa.
Secara garis besar ada beberapa alasan dan pertimbangan-pertimbangan mengapa every one is a teacher here ingin diterapkan dalam pembelajar-an aqidah, diantaranya: pertama, karena model everyone is a teacher here menekankan pada keaktifan dan penanaman rasa percaya diri serta pengembangan wawasan pada siswa. Kedua, karena model everyone is a teacher here yang akan dikembangkan memiliki konsistensi yang sama dengan teori-teori “multiple intelegence” (Nurdin, 2005:16) yaitu lebih memfokuskan diri pada perkembangan siswa. Dan ketiga, karena model everyone is a teacher here mengkaji dan membahas persoalan-persoalan ilmiah yang berhubungan dengan masalah manusia dan lingkungan.
Ketiga alasan dan pertimbangan tersebut di atas, dipandang dari sudut pembelajaran, every one is a teacher here merupakan sebuah konsep (model) yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran yang digunakan untuk siswa tertentu sesuai dengan karak-teristik kemampuannya. Didasari oleh asumsi bahwa optimalisasi prestasi akade-mik/hasil belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran dengan memperhatikan perbedaan kemampuan siswa.
Di sisi lain, pembelajaran Akhlaq (menbiasakan perilaku terpuji dan menghindari perilaku tercela) siswa kelas XI Keperawatan terdapat beberapa kelemahan antara lain: materi pembelajaran yang terlalu padat, waktu yang terbatas, dan lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan model pembelajaran yang lebih inovatif, serta kurangnya sarana pelatihan dan pengembangan.
Dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan metode every one is a teacher here dalam rangka   meningkatkan motivasi Akhlaq (menbiasakan perilaku terpuji dan menghindari perilaku tercela) siswa kelas XI Keperawatan SMK Trisakti Gemolong Kabupaten Sragen Semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

B.     Rumusan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan lebih sistematis, lebih terarah dan lebih jelas ruang lingkup pembahasannya, maka dapat penulis rumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Apakah melalui penerapan model pembelajaran every one is a teacher here dapat meningkatkan motivasi belajar Akhlaq (menbiasakan perilaku terpuji dan menghindari perilaku tercela) siswa kelas XI Keperawatan SMK Trisakti Gemolong Kabupaten Sragen Semester 2 tahun pelajaran 2011/2012

C.    Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk meningkatkan motivasi belajar Akhlaq (menbiasakan perilaku terpuji dan menghindari perilaku tercela) siswa kelas XI Keperawatan SMK Trisakti Gemolong Kabupaten Sragen melalui penerapan model pembelajaran every one is a teacher here.

D.     Manfaat Penelitian

1.      Bagi Siswa
Melalui hasil penelitian ini diharapkan siswa akan lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran aqidah, disamping itu siswa akan mendapatkan pembelajaran yang variatif serta berperan aktif, sehingga dimungkinkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2.      Bagi Guru
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung bagi guru-guru yang terlibat untuk memperoleh pengalaman baru dalam menerapkan metode pembelajaran yang menarik perhatian siswa, tidak monoton dan inovatif. Sehingga pada perkembangan selanjutnya guru akan lebih kreatif dan berusaha menghilangkan kejenuhan siswa melalui penerapan model pembelajaran tersebut.



3.      Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan pendekatan inovasi dalam pembelajaran.

II. Kajian Penelitian yang Relevan

Adapun kajian yang telah penulis baca dari peneliti-peneliti sebelumnya adalah sebagai berikut:
Jaswandi (2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran everyone is a teacher here Dalam Meningkatkan hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN I Sukodono Sragen”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi model pembelajaran every one is a teacher here dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI, dan apa saja kendala-kendala implementasi model pembelajaran every one is a teacher here dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
Sebagaimana diketahui bahwa konsep everyone is a teacher here adalah model pembelajaran baru yang dikembangkan dalam pendidikan sekolah. Maka dari itu, perlu diketahui bagai-mana implementasi konsep tersebut dilapangan yang dalam hal ini adalah sekolah dan faktor apa saja yang menjadi kendala-kendala dalam implementasi konsep tersebut. dengan demikian akan menjadi tolak ukur keberhasilan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu bahwa penelitian ini untuk melukiskan variabel atau kondisi apa yang ada dalam satu situasi. Dengan pendekatan kualitatif, dimana lebih menekankan analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Dalam hal ini data diperoleh melalui teknik observasi, interview dan dokumentasi disampaikan dalam bentuk penggambaran secara deskriptif, yaitu dengan menguraikan dan menganalisis data dengan kata-kata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMA Negeri I Sukodono Sragen telah mengembangkan model pembelajaran pada mata pelajaran PAI sesuai dengan konsep every one is a teacher here, karena dapat mengembangkan, memperdalam, memperkaya dan memodifikasi, dan keberhasilan model pembelajaran every one is a teacher here dalam meningkatkan motivasi belajar siswa tidak terlepas dari kerja sama yang baik dari semua pihak yang terkait, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru PAI, guru-guru bidang study lainnya, serta dukungan wali murid dan masyarakat. Akan tetapi evaluasi terhadap program harus terus diupayakan untuk meminimalisasi kendala-kendala yang ada sehingga program akan terlaksanakan dengan baik.
Nurdin (2005), dalam penelitiannya “Model Pembelajaran Yang Memper-hatikan Keragaman Kemampuan Individu Siswa”, menyebutkan bahwa everyone is a teacher here adalah merupakan sebuah konsep atau model yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan menangani siswa-siswa yang tertentu sesuai dengan karakteristik kemampuannya. everyone is a teacher here merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat melayani individual siswa, yaitu menyesuaikan perlakuan (metode pembelajaran) dengan karakteristik kemampuan siswa. Model pembelajaran everyone is a teacher here ini diterapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar. Tujuan utama dari model pembelajaran everyone is a teacher here ini adalah terciptanya optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar, melalui penyesuaian pembelajaran dengan perbedaan kemampuan siswa.
Hasil penelitiannya menyebutkan, bahwa model everyone is a teacher here yang diterapkan pada mata pelajaran IPS sangat cocok dan mampu mengoptimalisasikan hasil belajar siswa melalui pemberian perlakuan yang berbeda pada tingkat perbedaan kemampuan siswa.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Jaswandi merupakan penelitian studi kasus yang menitikberatkan pada penyelidikan faktor-faktor pendukung dan kendala-kendala yang dialami dalam mengembangkan model pembelajaran every one is a teacher here yang diterapkan pada mata pelajaran PAI. Selain itu, dalam penelitiannya juga mengemukakan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mengim-plementasikan model pembelajaran everyone is a teacher here pada mata pelajaran PAI.
Telaah atas penelitian tentang model atau tipe pembelajaran telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, namun yang secara fokus meneliti tentang penera-pan model pembelajaran everyone is a teacher here pada mata pelajaran akhlaq seperti yang akan penulis lakukan belum ada. Padahal menurut peneliti, model everyone is a teacher here tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran tertentu, bahkan akhlaqpun sangat cocok dan sesuai untuk diterapkan model pembelajaran everyone is a teacher here.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dikembangkan peneliti bersama guru PAI sebagai mitra peneliti (kolaborator), sedangkan penelitian Nurdin merupakan penelitian eksperimen serta penelitian Jaswandi merupakan penelitian studi kasus dengan jenis penelitian kualitatif.
Selain itu, penelitian ini lebih memfokuskan pada satu mata pelajaran, yaitu akhlaq, sedangkan Jaswandi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, demikian juga Nurdin. Ia lebih memfokuskan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

III. METODOLOGI PENELITIAN

1.       Lokasi Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas tidak dikenal adanya populasi dan sampel, yang ada adalah subyek yang dikenai tindakan. Penelitian ini akan dilakukan di Kelas XI Keperawatan SMK TRISAKTI Gemolong Sragen dengan jumlah 20 siswa

      2.  Sasaran Penelitian
            Dalam penelitian tindakan kelas ini, siswa diharapkan:
a.   dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan
b.   tidak pasif tetapi berani menyampaikan pendapat
c.   lebih tertantang, bersemangat dan bergairah dalam belajarnya
d.  dapat menguasai materi pembelajaran lebih mendalam
e. dapat memberikan reward terhadap temannya dapat memberikan tanggapan/pertanyaan terhadap jalannya pembelajaran

3.  Rencana Tindakan
a.  siapkan kertas kosong
b.  kemudian minta salah satu sukarelawan untuk membagikannya
c.  seluruh siswa kita suruh membuat soal yang berkaitan dengan materi
d. setelah selesai, dikumpulkan kepada guru dan dibagikan kepada siswa kembali secara acak (tidak boleh kembali kepada siswa yang membuat)
e. kemudian kita minta siswa yang siap menjawab pertanyaan untuk menyampaikan pendapatnya.
f. siswa lain menanggapi jawaban yang telah disampaikan
g. setelah semua selesai guru menyimpulkan

4.  Data dan Pengambilannya
                Dalam penelitian tindakan kelas ini, ada beberapa hal yang akan diukur:
            a.  Minat dan kepuasan
            Untuk mengukur minat dapat digunakan pengumpulan data dengan model alternatif bergradasi seperti berikut ini:

No.
Hal yang diamati
1
2
3
4
1
Ketertarikan




2
Kegairahan




3
Kesungguhan





Keterangan:     1 = Sangat tidak baik             2 = Tidak baik
                                    3 = Baik                                  4 = Sangat baik
b. Kemampuan
Untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam menguasai materi maka :
1.      Siswa disuruh menjawab pertanyaan pada lembar kertas yang didapat
2.      Siswa  disuruh menanggapi jawaban yang diberikan temannya








5.      Analisis data
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS Mendali, kertas kosong, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2012 di kelas XI keperawatan  dengan jumlah siswa 20 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan :
1.      Kita bagikan kertas kosong kepada setiap siswa dan meminta mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang sedang dipelajari.
2.      Kumpulkan kembali kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing siswa dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.
3.      Minta mereka membaca dan memahami pertanyaan dikertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya.
4.      Undang sukarelawan (volunteer) untuk membacakan pertanyaan yang ada ditanggannya sekaligus memberikan respon atau jawaban.
5.      Minta teman-teman sekelasnya untuk menanggapi atau melengkapi jawabannya.
6.      Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi angket isian  dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan minat siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:



Table ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran
NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
1
Dian ambar asih
x



2
Dina handayani
x



3
Esti Sundari

x


4
Evi al Mamaze
x



5
Evin Safitri

x


6
Lora Fetrisia

x


7
Monica Maharani


x

8
Naily Kusnia

x


9
Nor Rika Putri

x


10
Rahayu

x


11
Ratih Apriliyani
x



12
Retno Widayanti

x


13
Retno Yuli Pratiwi

x


14
Ria Puspita Sari

x


15
Siska Pratiwi

x


16
Siti Barokah
x



17
Supeni

x


18
Utari
x



19
Sri Wahyuni

x


20
Kris Susanti

x



jumlah
6
13
1


Dari data diatas dapat kita hitung tingkat ketertarikan siswa dengan model everyone is a teacher here adalah
1.      Sangat bagus    yaitu 6/20  X 100 % = 30 %
2.      Bagus                yaitu 13/20  X 100% = 65 %
3.      Tidak baik         yaitu  1/20  X 100 % = 5  %  
4.      Sangat tidak baik  -                 


Table kegairahan siswa terhadap model pembelajaran
NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
1
Dian ambar asih

x


2
Dina handayani
X



3
Esti Sundari

x


4
Evi al Mamaze
X



5
Evin Safitri
X



6
Lora Fetrisia

x


7
Monica Maharani
X



8
Naily Kusnia

x


9
Nor Rika Putri

x


10
Rahayu

x


11
Ratih Apriliyani
x



12
Retno Widayanti

x


13
Retno Yuli Pratiwi


x

14
Ria Puspita Sari

x


15
Siska Pratiwi

x


16
Siti Barokah
X



17
Supeni

x


18
Utari

x


19
Sri Wahyuni

x


20
Kris Susanti


x


Jumlah
6
12
2


Dari data diatas dapat kita hitung tingkat kegairahan siswa dengan model everyone is a teacher here adalah
1.      Sangat bagus          yaitu 6/20  X 100 % = 30 %
2.      Bagus                      yaitu 13/20  X 100% = 60 %
3.      Tidak baik               yaitu  1/20  X 100 % = 10 %
4.      Sangat tidak baik    yaitu  -
           

Table kesungguhan siswa terhadap model pembelajaran
NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
1
Dian ambar asih
X



2
Dina handayani
X



3
Esti Sundari

x


4
Evi al Mamaze

x


5
Evin Safitri

x


6
Lora Fetrisia

x


7
Monica Maharani




8
Naily Kusnia

x


9
Nor Rika Putri


x

10
Rahayu

x


11
Ratih Apriliyani

x


12
Retno Widayanti

x


13
Retno Yuli Pratiwi

x


14
Ria Puspita Sari


x

15
Siska Pratiwi

x


16
Siti Barokah
X



17
Supeni

x


18
Utari
X



19
Sri Wahyuni

x


20
Kris Susanti

x



jumlah
4
14
2


Dari data diatas dapat kita hitung tingkat kesungguhan siswa dengan model everyone is a teacher here adalah
1.      Sangat bagus          yaitu 4/20  X 100 % = 20 %
2.      Bagus                      yaitu 14/20  X 100% = 70 %
3.      Tidak baik               yaitu  2/20  X 100 % = 10  %
4.      Sangat tidak baik
Dari table-tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran everyone is a teacher here minat belajar yang berkaitan dengan ketertarikan, kegairahan dan kesungguhan sudah bagus cuma terkendala dengan siswa yang tidak pandai berdiplomasi jadi tambah turun mentalnya.
 Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal motivasi belajar siswa sudah bagus, hal ini terbukti bahwa tingkat ketertarikan siswa dengan metode ini yang mengisi angket sangat bagus ada 30 %, bagus 65 % dan tidak bagus hanya 5 %, kemudian anak yang mengisi tingkat kegairahan sangat bagus  30 %, bagus 60 % dan tidak bagus 10 %, kemudian anak yang mengisi tingkat kesungguhan sangat bagus 20 %, bagus 70 % dan tidak bagus 10 %.
2.   Siklus II
a.    Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS Mendali, kertas kosong, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.    Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2012 di kelas XI keperawatan SMK Trisakti Gemolong dengan jumlah siswa 20 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I dapat kita perbaiki pada siklus II, sehingga pada siklus yang ke II ini kita kolaborasikan dengan metode role play (bermain peran). adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan :
1.      Kita bagikan kertas kosong kepada setiap siswa dan meminta mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang sedang dipelajari.
2.      Kumpulkan kembali kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing siswa dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.
3.      Minta mereka membaca dan memahami pertanyaan dikertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya.
4.      Undang sukarelawan (volunteer) untuk membacakan pertanyaan yang ada ditanggannya sekaligus memberikan respon atau jawaban (memerankan karekter sesuai topic).
5.      Minta teman-teman sekelasnya untuk menanggapi atau melengkapi jawabannya.
6.      Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi angket isian  dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan minat siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:

Table ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran
NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
1
Dian ambar asih
x



2
Dina handayani
x



3
Esti Sundari

x


4
Evi al Mamaze
x



5
Evin Safitri
x



6
Lora Fetrisia
x



7
Monica Maharani

x


8
Naily Kusnia
x



9
Nor Rika Putri

x


10
Rahayu
x



11
Ratih Apriliyani
x



12
Retno Widayanti

x


13
Retno Yuli Pratiwi
x



14
Ria Puspita Sari

x


15
Siska Pratiwi

x


16
Siti Barokah
x



17
Supeni

x


18
Utari
x



19
Sri Wahyuni
x



20
Kris Susanti
x




jumlah
13
7



Dari data diatas dapat kita hitung tingkat ketertarikan siswa dengan model everyone is a teacher here adalah
1.      Sangat bagus          yaitu 13/20  X 100 % = 65 %
2.      Bagus                      yaitu  7/20  X 100% = 35 %
3.      Tidak baik               yaitu  -
4.      Sangat tidak baik    yaitu  -
       
Table kegairahan siswa terhadap model pembelajaran
NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
1
Dian ambar asih

x


2
Dina handayani
x



3
Esti Sundari
x



4
Evi al Mamaze
x



5
Evin Safitri
x



6
Lora Fetrisia

x


7
Monica Maharani
x



8
Naily Kusnia

x


9
Nor Rika Putri

x


10
Rahayu

x


11
Ratih Apriliyani
x



12
Retno Widayanti

x


13
Retno Yuli Pratiwi

 x


14
Ria Puspita Sari
x



15
Siska Pratiwi

x


16
Siti Barokah
x



17
Supeni
 x



18
Utari

x


19
Sri Wahyuni

x


20
Kris Susanti

x



Jumlah
9
11



Dari data diatas dapat kita hitung tingkat kegairahan siswa dengan model everyone is a teacher here adalah
1.      Sangat bagus          yaitu 9/20  X 100 % = 45 %
2.      Bagus                      yaitu 11/20  X 100% = 55 %
3.      Tidak baik               yaitu  -
4.      Sangat tidak baik    yaitu  -


Table kesungguhan siswa terhadap model pembelajaran
NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
1
Dian ambar asih
x



2
Dina handayani
x



3
Esti Sundari

x


4
Evi al Mamaze
x



5
Evin Safitri
x



6
Lora Fetrisia

x


7
Monica Maharani
x



8
Naily Kusnia
x



9
Nor Rika Putri

x


10
Rahayu
x



11
Ratih Apriliyani

x


12
Retno Widayanti

x


13
Retno Yuli Pratiwi

x


14
Ria Puspita Sari
x



15
Siska Pratiwi

x


16
Siti Barokah
x



17
Supeni
 x



18
Utari
x



19
Sri Wahyuni

x


20
Kris Susanti

x



jumlah
11
9



Dari data diatas dapat kita hitung tingkat ketertarikan siswa dengan model everyone is a teacher here adalah
1.      Sangat bagus          yaitu 11/20  X 100 % = 55 %
2.      Bagus                      yaitu   9/20  X 100% = 45 %
3.      Tidak baik               yaitu  -
4.      Sangat tidak baik    yaitu  -

Dari table-tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada siklus yang ke II dengan menerapkan metode pembelajaran everyone is a teacher here ada peningkatan minat belajar yang berkaitan dengan ketertarikan, kegairahan dan kesungguhan jika dibandingkan dengan siklus yang ke I dan kendala siswa yang di siklus I turun mental sudah terasi di siklus yang ke II, sebab semua siswa dituntut untuk bisa menyampaikan pendapatnya.
Pada siklus yang kedua ini bisa dibilang ada peningkatan motivasi belajar siswa yang luar biasa, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya isian angket siswa yang menilai bahwa metode ini tidak baik.






Penutup
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas limpahan taufiq dan hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “penggunaan metode everyone is a teacher here dalam rangka meningkatkan motivasi belajar akhlaq siswa kelas XI Keperawatan SMK Trisakti Gemolong tahun 2012 ” .
Walaupun telah berusaha dengan semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa proposal penelitian tindakan kelas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tidak menutup adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif serta masukan-masukan yang sifatnya menuju kesempurnaan. Dan tentunya proposal ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya. Amiin…













Lampiran

Pelaksanaan Tindakan

No
Kegiatan
Bulan

Peb
Maret


2
3
1
2
3
4









1
Persiapan
x














2
Pelaksanaan siklus I
















Persiapan
x















pelaksanaan Tindakan
x















Pelaksanaan tindakan dan observasi
x















Refleksi

x













3
Pelaksanaan siklus II
















Persiapan

x














pelaksanaan Tindakan

x














Pelaksanaan tindakan dan observasi

x














Refleksi


x












4
Penyusunan hasil penelitian


x












5
Pembuatan laporan hasil penelitian



x












Menyusun draft hasil penelitian tindakan kelas



x












Menyelenggarakan seminar draft hasil penelitian tindakan kelas



x











6
Penggandaan dan pengiriman hasil penelitian


































Tidak ada komentar:

Posting Komentar